SELAMAT DATANG DI GILAKIU.ORG DAPATKAN FREE COIN 20.000 UNTUK DEPOSIT PERTAMA MIN DEPOSIT 20.000.PERMAINAN TEXAS POKER, DOMINO 99 DAN BOLATANGKAS .

Taliban Perintahkan Wanita Afghanistan Kenakan Niqab ke Kampus dan Dipisah dari Laki-laki

 

Ilustrasi, sumber foto: REUTERS


GILA KIU - Taliban memerintahkan wanita Afghanistan untuk mengenakan niqab ke perguruan tinggi. Selain itu, kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi juga harus memisahkan mahasiswa dari mahasiswi, atau paling tidak dipisahkan oleh tirai.


Melalui dokumen panjang yang dikeluarkan otoritas pendidikan Taliban, disebutkan pula bahwa dosen perempuan hanya bisa mengajar mahasiswa. Jika itu tidak mungkin, maka seorang tua yang berkarakter baik diizinkan untuk mengajar.


SK tersebut berlaku untuk perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta yang menjamur sejak 2001.


Perguruan Tinggi Swasta berencana memulai kembali kegiatan perkuliahan


Selama pemerintahan Taliban pada tahun 1996-2001, banyak anak perempuan dan perempuan terpaksa putus sekolah karena aturan ketat mengenai pembagian kelas berdasarkan jenis kelamin. Di sisi lain, mereka juga harus didampingi oleh kerabat laki-laki setiap kali mereka meninggalkan rumah.


Sejauh ini, belum ada perintah bagi perempuan untuk memakai burka dalam peraturan baru yang dikeluarkan pada Sabtu (4/9/2021). Dalam beberapa tahun terakhir, terutama selama fase transisi demokrasi, sebagian besar perempuan di ruang publik tidak lagi mengenakan burka atau niqab.


Kewajiban penggunaan cadar di perguruan tinggi muncul ketika sejumlah perguruan tinggi swasta bersiap membuka kembali kegiatan pembelajaran pada Senin (6/9/2021).


Sekadar informasi, burka adalah kain tembus pandang yang digunakan untuk menutupi seluruh wajah. Sedangkan niqab hanyalah kain yang menutupi hampir seluruh wajah kecuali mata.


Berikut adalah beberapa aturan yang lebih rinci


Universitas juga wajib merekrut guru atau dosen perempuan. Taliban bahkan mengatur pintu masuk dan keluar yang harus dipisahkan antara laki-laki dan perempuan.


“Jika tidak mungkin mempekerjakan guru perempuan, maka perguruan tinggi harus mencoba mempekerjakan guru laki-laki tua yang memiliki catatan perilaku yang baik,” bunyi dokumen Taliban.


Kemudian, kelas putri juga harus dibubarkan lima menit lebih awal dari kelas putra, mencegah mereka berbaur atau berinteraksi di luar kampus. Wanita yang masih beraktivitas di kampus harus menunggu di ruang khusus hingga mahasiswa pria keluar dari gedung.


"Ini adalah rencana yang sulit dipraktekkan. Kami tidak memiliki cukup instruktur atau kelas perempuan untuk memisahkan para gadis," kata seorang profesor universitas, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.


"Tetapi fakta bahwa mereka mengizinkan anak perempuan bersekolah dan universitas adalah langkah positif yang besar," tambahnya.


Dalam 20 tahun terakhir wanita yang ingin kuliah meningkat di Afghanistan


Beberapa hari setelah Taliban menguasai Kabul pada Minggu (15/8/2021), mereka menggelar konferensi pers untuk menyampaikan sejumlah janji reformasi. Salah satu dari dua janji Taliban terkait diperbolehkannya perempuan bekerja dan belajar atau bekerja di ruang publik, serta mewajibkan perempuan mengenakan jilbab.


Pada saat yang sama, Taliban belum merinci aturan niqab atau burka sebagai penutup wajah yang wajib bagi wanita, lapor Al Jazeera.


Selama 20 tahun terakhir, tingkat penerimaan universitas telah meningkat secara dramatis, terutama di kalangan wanita. Sebelum Taliban menggulingkan pemerintahan Ashraf Ghani, perempuan dan laki-laki belajar bersama dan mereka juga menghadiri seminar yang diisi oleh dosen laki-laki.


Namun, serentetan teror di pusat-pusat pendidikan dalam beberapa tahun terakhir di Afghanistan telah memicu kepanikan. Taliban membantah berada di balik serangan itu. Ada juga beberapa teror yang diklaim oleh ISIS-K, cabang lokal ISIS.

Post a Comment

0 Comments